Kamis, 10 Februari 2011

Siswa siswi Ra salman Yang Sedang Berulang Tahun




Mengapa Anak Anda Dijauhi?

Seorang kerabat merasa bingung dan stres karena tidak tahu apa yang harus dilakukan atas anaknya. Sementara si anak juga tidak kalah stres karena sudah 1 minggu ini dia dibiarkan tidak berkawan oleh teman-teman sekolahnya. Dan tahukah Anda, anak-anak ini lebih tidak sungkan untuk menyatakan kebenciannya dibanding orang dewasa. Mungkin karena mereka memang masih polos dan apa adanya. Untuk ikut terlibat dalam masalah anak-anak ini, orang tua harus berpikir dua kali agar tidak nampak kekanak-kanakan. Untung saja sebuah penelitian telah mengungkap apa yang menyebabkan seorang anak dijauhi teman-temannya dan bagaimana mengatasinya.

Seperti yang diberitakan di livescience, para peneliti telah menemukan, ada sedikitnya tiga faktor utama dalam sikap anak yang bisa menyebabkan dirinya ditolak oleh teman-temannya. Tidak hanya temannya sih, tapi juga kerabat dan orang-orang dewasa di sekitarnya. Faktor utama ini yaitu:
  • anak tidak mampu menangkap isyarat nonverbal dari sesamanya

  • tidak tahu apa guna berkumpul dengan sesama

  • tidak tahu bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah.

Menurut Richard Lavoie, ahli perilaku anak, setiap orang memiliki kebutuhan untuk disukai oleh orang lain, namun anak-anak masih belum mengerti tentang hal itu. Mereka tidak tahu peraturan tak tertulis agar disukai oleh sesama dan biasanya kesalahan yang mereka buat hanyalah karena ketidaktahuan. Contohnya, dia tidak mengerti bahwa meniru kata-kata temannya adalah menyebalkan; atau dia tidak paham saat gurunya melirik tajam untuk membuatnya diam.

Lavoie memberikan tips untuk merespon anak yang dijauhi teman-temannya, yang diambil dari buku karangan Lavoie, It's So Much Work to Be Your Friend: Helping the Child with Learning Disabilities Find Social Success.

1. Tanyakan apa yang terjadi dan dengarkan tanpa menghakimi.

2. Bantu anak untuk mengidentifikasi sendiri kesalahan yang dia buat (kebanyakan anak kecil cuma tahu temannya itu marah, tapi tidak tahu sebabnya).

3. Bantu anak menemukan isyarat yang mungkin dia lewatkan atau dia salah artikan

4. Berikan perumpamaan dengan skenario kejadian yang sama, dan tanyakan keputusan apa yang bakal dia ambil dalam keadaan seperti itu.

5. Dorong anak untuk mempraktekkan apa yang telah Anda ajarkan.

Makan Bersama Jadi Peristiwa Langka

Seorang teman menimpali percakapan kami tentang makan bersama dalam satu keluarga. Menurut dia, tradisi makan bersama itu hanya milik orang-orang bangsawan, kalau momen spesial untuk orang-orang modern itu ya saat jalan-jalan bersama. Ternyata tidak hanya dia yang berpendapat demikian, karena sebuah penelitian yang diberitakan di dailymail juga menemukan, bahwa satu dari sepuluh keluarga tidak pernah duduk bersama untuk menikmati menu makan malam bersama. Sementara mereka yang memaksa untuk makan malam bersama, satu dari lima keluarga, hanya menghabiskan waktu 10 menit untuk berada di meja makan.

Disebutkan alasan yang biasanya menyebabkan hal ini adalah kesibukan sekolah dan juga jam kerja yang panjang, sehingga mereka hanya bisa makan bersama setidaknya satu kali dalam seminggu, yaitu saat weekend. Namun hasil lain dari studi tersebut juga menemukan, hampir 10 persen orang mengakui mereka tidak makan dengan pasangan atau anaknya saat weekend.

Alasan lain yang sering diungkapkan adalah 36 persen menyebutkan setiap anggota keluarga memiliki jadwal makan malam yang berbeda-beda, tergantung kegiatan dan rasa lapar mereka; 16 persen lainnya merasa tidak enak untuk duduk diam atau mengobrol dengan anggota keluarga yang lain, sehingga memilih untuk makan sambil menyibukkan diri sendiri.

Bicara tentang kesibukan yang dilakukan saat makan, sepertiga dari orang dewasa dan anak-anak yang diteliti mengungkapkan mereka suka menonton televisi sambil duduk di meja makan atau di sofa; 18 persen lainnya senang makan sambil telepon atau mengetik sms; 16 persen membaca buku atau majalah daripada bercakap-cakap dengan anggota keluarga yang lain; dan 9 persen mengaku senang makan sambil main game.

Memang tidak mudah untuk makan bersama di meja makan, ini tidak hanya membutuhkan kemauan untuk duduk, namun juga kemauan untuk membuat suasana nyaman dan menyenangkan orang lain. Menurut Richard Woolfson, seorang psikolog anak, yang dibutuhkan untuk mengembalikan kebiasaan makan malam bersama adalah perubahan di sikap dan perkataan, komitmen dari orang tua dan anak-anak untuk mengutamakan makan malam bersama, dan perjanjian untuk meninggalkan sejenak handphone, televisi dan pengalih perhatian lainnya saat berada di meja makan.

Sebuah petuah Cina mengajarkan, bicarakan hanya hal-hal baik saat makan bersama. Ini akan sangat membantu Anda untuk menciptakan suasana nyaman di meja makan. Hindari membicarakan kesalahan salah satu anggota keluarga, mengadili mereka saat makan, mengungkap masa lalu yang tidak baik maupun menceritakan masalah yang sedang dihadapi oleh keluarga Anda. Mungkin saat makan malam adalah satu-satunya saat di mana semua anggota keluarga bisa berkumpul, sehingga Anda tergerak untuk mengungkit masalah atau memarahi salah satu anggota keluarga. Namun percayalah, itu bukan saat dan cara yang baik karena makan bersama adalah saat berkumpul berbagi kegembiraan dan kesedihan yang didapat dari luar rumah. Setiap orang butuh didukung, dan makan bersama adalah saat yang tepat untuk mempererat rasa kekeluargaan Anda

Bila Anak Minta Ponsel..

Kecanduan akan ponsel boleh dibilang sedang menjangkiti semua kalangan masyarakat. Jika dulu ponsel merupakan barang mewah yang hanya bisa dimiliki oleh sebagian kalangan saja, namun sekarang mulai dari PRT, abang becak, hingga anak kecil pun sudah begitu terampil dalam mengutak-atik HP.

Sebuah berita yang pernah dimuat di forum Kapanlagi.com menyebutkan bahwa seorang ayah sempat shock saat mendapat tagihan pulsa sebesar Rp220 juta. Tagihan tersebut diakibatkan pemakaian ponsel anak lelakinya yang baru berumur 13 tahun.

Lalu, bagaimana bila buah hati Anda minta HP, apakah Anda akan mengabulkan permintaan mereka atau menolak sama sekali?! Sebelum membuat keputusan ada baiknya Anda menyimak beberapa pertimbangan berikut.

Perlu tidak?!

Apakah Anda melihat bahwa pada usianya yang masih belia, anak sudah butuh fasilitas HP?! Ataukah dia akan tetap 'baik-baik' saja meskipun tanpa ponsel di tangan?! Jika masih memungkinkan baginya untuk menghubungi Anda dari telepon umum/ pinjaman (misalnya untuk minta jemput dari sekolah atau tempat les), maka ponsel tersebut tentulah belum terlalu diperlukan. Anda sendiri pasti bisa menimbang apakah kini merupakan saat yang tepat untuk anak punya HP.

Tanyakan alasannya!

Saat buah hati merengek minta HP sebagai reward karena berhasil meraih nilai bagus, maka jangan mudah mengiyakan. Sebaliknya tanyakan alasan mengapa ia minta HP. Dari alasan itu, Anda pasti bisa mempertimbangkan akan mengabulkan atau tidak. Tentu saja Anda harus menolak jika alasan anak hanyalah karena "semua teman-teman punya juga soalnya..." atau "yah gpp, biar kelihatan gaul aja ma..." Alasan macam ini jelas bukan alasan yang kuat untuk mengantongi sebuah HP, malah bisa merusak moral anak (menjadi sombong dan suka pamer). Namun, jika alasannya menyiratkan kebutuhan yang positif, maka Anda tentu boleh mempertimbangkan untuk mengatakan "ya".[break]

Bisakah anak dipercaya?!

Dalam masalah ini, Anda juga tak boleh buta dalam menilai karakter anak. Jika jauh di dalam lubuk hati, Anda tahu bahwa anak masih belum bisa dipercaya, maka tentu saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk memberi mereka ponsel pribadi.

Anda bisa menilai karakter dan tanggung jawab anak dari hal-hal yang kecil, misalnya bagaimana mereka melakukan tugas-tugas sepele di rumah. Apakah mereka cukup bertanggung jawab dalam hal-hal kecil?! Jika ya, maka berarti mereka bisa dipercaya juga dalam hal yang lebih besar. Namun, jika mereka mengabaikan hal kecil, maka tetaplah menggeleng meski mereka merengek-rengek.

Jangan lupa tetapkan aturan

Saat akhirnya anak berhasil meyakinkan Anda bahwa mereka benar-benar memerlukan ponsel, dan mereka terbukti dapat dipercaya, maka tentu Anda harus tetap menetapkan aturan2 yang jelas agar ponsel dan pulsa yang ada digunakan dalam jalur yang bijak.

Beberapa hal yang harus menjadi aturan jelas antara lain tentang jatah pulsa tiap bulan, dan larangan men-download hal-hal yang berbau negatif, seperti mistik, pornografi, dan sms premium/ berlangganan. Selain itu, selalu ingatkan anak untuk menjaga dan merawat ponsel dengan baik. Tegaskan pula dari awal bahwa Anda berhak untuk menarik kembali ponsel tersebut bila Anda melihat anak mulai menyalahgunakannya.

Beri yang sesuai keperluan

Hal terakhir adalah berikan ponsel sesuai dengan kebutuhan mereka (bisa dipakai telepon dan sms). Ingat, semakin canggih ponsel yang Anda berikan, maka semakin besar pula kemungkinan dunia maya dan segala tetek-bengeknya masuk dalam kehidupan mereka tanpa sepengetahuan Anda.

Ayah Lebih Jago Nasehati Anak

Sebuah survei menunjukkan bahwa walaupun anak usia remaja tampaknya kurang dengar-dengaran terhadap nasehat orang tuanya, namun fakta menyatakan bahwa mereka sebenarnya sangat menyimak.

Lalu, pembicaraan tentang apa yang kira-kira paling berpengaruh dalam kehidupan para remaja tersebut?

Rokok adalah salah satunya.

Ya, saat menyinggung batang berisi tembakau tersebut, omongan ayah bisa membuat perbedaan besar jika dibandingkan dengan larangan keras yang biasa dikeluhkan para ibu.

Nasehat ayah bisa membuat para remaja ini menang terhadap godaan merokok, sehingga kemungkinan untuk anak menjadi perokok jadi lebih kecil.

Studi terbaru dari Dr. James White Cardiff University's School of Medicine (Inggris) menemukan bahwa para remaja (baik laki-laki maupun perempuan) didapati cenderung berkata "tidak" untuk tawaran merokok yang mungkin diberikan lingkungan atau teman-teman mereka. Mereka yang cenderung menolak tersebut didapati lebih sering membicarakan masalah tersebut dengan sang ayah.

Studi yang dilakukan terhadap para relawan usia 11-15 tahun ini seolah-olah menjadi terobosan baru bagi pentingnya peran ayah dalam keluarga.

Dr. White berharap para ayah bisa lebih menyadari tentang betapa pentingnya peran mereka terhadap kebiasaan buruk yang biasa menimpa anak-anak, khususnya pada remaja putri.

Oleh sebab itu, jika Anda kesulitan menasehati buah hati untuk tidak merokok, maka dorong suami untuk 'maju' dan melakukan bagian tersebut

Rahasia di Balik Anak Kedua

Anak pertama itu selalu melindungi keluarga dan berjiwa pemimpin, anak terakhir itu kebanyakan manja. Bagaimana dengan anak kedua, atau anak tengah? Begitulah kenyataannya, anak kedua hampir tidak pernah disebut-sebut dan sering terlupakan begitu saja.

Tidak hanya saat balita dan anak-anak, namun ketika si anak beranjak dewasa pun hal ini masih terjadi. Dalam acara-acara keluarga, anak tertua dan bungsu selalu ditanyakan kehadirannya. Simak saja ketika tiga orang anak ini diperkenalkan bersama-sama, orang akan lebih tertarik pada perkembangan yang paling tua dan yang paling kecil.

Tentu saja perbedaan perlakuan ini memberikan efek pada anak kedua. Namun seperti biasa, apa yang terjadi pada anak kedua selalu tidak lebih menarik dari kakak atau adiknya. Jadi jangan heran jika Anda merasa tidak pernah terpikirkan sebelumnya tentang hal ini.

Alfred Adler, seorang dokter medis dan psikolog yang juga teman sejawat Sigmund Freud, adalah orang yang mengemukakan pendapat ini. Didukung dengan sejumlah penelitian, ditemukan bahwa urutan kelahiran seorang anak menentukan kepribadiannya. Pribadi anak pertama dan anak terakhir, tentu Anda sudah sering mendengar dan memang benar adanya demikian. Kali ini, mari kita melihat apa yang terjadi dan dirasakan anak kedua.

Terasing

Anak kedua atau anak tengah sering merasa terasing dalam keluarganya sendiri. Hal ini disebabkan anak pertama biasanya mendapatkan rasa antusias dan perhatian yang besar dari kedua orangtua karena inilah pertama kalinya mereka memiliki anak. Dari rasa antusias dan kecintaan yang dalam ini, timbul tuntutan dari orang tua bahwa anak pertama harus berhasil, harus menjadi panutan adik-adiknya, harus ini dan harus itu. Oleh karena tuntutan tersebut, segala hal tentang anak pertama jadi perhatian kedua orangtuanya. Anak terakhir juga lebih diperhatikan karena selalu dianggap paling kecil dan harus dibantu dalam segala hal. Maka tinggallah anak kedua seorang diri.

Paling beda

Sebenarnya, diakui atau tidak, setiap anak selalu berjuang untuk memperoleh atensi dan afeksi dari orang tuanya. Dengan keadaan perhatian orang tua yang demikian, membuat anak kedua berpikir untuk melakukan sesuatu yang lain dari saudaranya. Jika saudaranya baik, maka anak kedua bisa menjadi pribadi yang tidak menyenangkan dan pencari masalah. Sebaliknya, jika saudaranya tidak terlalu baik, maka dia akan berusaha sebisa mungkin menjadi pribadi yang sangat baik. Bahkan secara penampilan dan gaya hidup, mereka akan selalu mencari sesuatu yang berbeda dari saudara-saudaranya. Inilah yang membuat mereka berbeda.

Kreatif dan bebas

Sering sendirian dan bersemangat untuk melakukan sesuatu, membuat imajinasi anak kedua berkembang dengan baik. Pekerjaan seni dan yang membutuhkan kreativitas lainnya sangat sesuai dengan anak kedua, namun mereka tidak bisa bekerja di bawah tekanan. Mereka sangat mencintai fleksibilitas, pekerjaan yang bisa membuat mereka bebas mengekspresikan dirinya dan tidak mengikat dari segi waktu maupun peraturan. Dalam sejarahnya, kebanyakan anak kedua selalu tidak bisa menyelesaikan sesuatu yang sudah dimulainya. Tidak menyelesaikan kuliahnya, tidak menyelesaikan kerajinan tangan yang dibuatnya, dan banyak lagi.

Friendly

Paham benar rasanya terasing dan tidak berkawan, anak kedua suka bekerja dengan orang lain dan cinta persahabatan. Mereka selalu berusaha menyenangkan orang lain dan menjadi perekat persahabatan teman-temannya. Namun hal ini juga menyebabkan mereka tidak pandai dan tidak berani mengambil keputusan dalam segala hal, terutama yang menyangkut dirinya sendiri, karena takut merugikan orang lain.

Bermasalah dalam hubungan

Oleh karena kebutuhannya akan perhatian yang besar, ketakutan untuk menjadi terasing dan juga hubungan dalam keluarga yang tidak baik, seorang anak kedua cenderung sulit untuk membentuk keluarga dan menjadi masalah dalam hubungan serius dengan pasangannya. Mereka akan menuntut perhatian dan selalu berprasangka bahwa mereka tidak diinginkan. Parahnya lagi, mereka akan cenderung menyalahkan diri sendiri dalam segala hal.

Beberapa pribadi negatif di sini sebenarnya cukup mudah untuk dikurangi, yaitu berikan perhatian pada anak kedua Anda. Bahkan berikan perhatian yang lebih, karena secara naluri Anda akan cenderung mengabaikan mereka. Dengan perhatian yang cukup dan tidak membeda-bedakan anak pertama dan anak
bungsu, ketiga anak Anda akan menjadi pribadi yang menyenangkan semuanya.

Solusi ini juga berlaku jika pasangan Anda adalah anak kedua. Coba perhatikan dan Anda akan menemukan beberapa pribadinya sama dengan yang digambarkan di sini. Berikan perhatian yang lebih, maka sisi negatif pasangan Anda akan
tenggelam oleh pribadi positifnya

Anak Harus Aktif Atau Biasa Saja?

Para ilmuwan telah membuktikan bahwa aktivitas fisik bisa membuat Anda pintar. Namun tidak hanya itu, dengan menggunakan scan, tim di Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa ada bagian penting dari otak yang sebenarnya berkembang dalam diri anak yang aktif. Anak-anak ini cenderung lebih pintar dan memiliki ingatan lebih baik dari mereka yang tidak aktif.

Para ilmuwan juga menemukan bahwa salah satu bagian yang paling penting dari otak mereka menjadi 12 persen lebih besar dari anak-anak yang tidak aktif, sebagaimana dikutip dari Daily Mail.

Para peneliti dari Universitas Illinois di AS, mempelajari otak dari 49 anak-anak berusia sembilan dan sepuluh menggunakan MRI (magnetic resonance imaging) scan, teknik yang menyediakan gambaran yang sangat rinci dari organ dan jaringan dalam tubuh. Mereka juga mengetes tingkat kebugaran dari anak-anak dengan meminta mereka berlari di treadmill. Para peneliti menemukan bahwa hippocampus, bagian yang bertanggung jawab atas ingatan dan belajar, berkembang lebih besar kira-kira 12 persen pada anak-anak yang lebih aktif. Mereka juga menemukan bahwa anak-anak ini melakukan tes ingatan dengan lebih baik.

Profesor Art Kramer, yang memimpin penelitian, mempublikasikan penemuan ini dalam jurnal Brain Research. Beliau mengatakan penemuan ini memiliki pengaruh penting untuk mendorong orang berolahraga sejak usia dini.

"Kami tahu bahwa pengalaman dan faktor lingkungan, serta status sosial ekonomi mempengaruhi perkembangan otak. Bila Anda memiliki beberapa gen buruk dari orang tua, Anda tidak bisa benar-benar memperbaikinya. Dan seperti yang kita ketahui, tidak mudah untuk merubah status ekonomi begitu saja," kata profesor Kramer.

"Ini penelitian pertama yang saya tahu menggunakan MRI untuk melihat perbedaan dalam otak antara anak-anak sehat dan anak-anak yang tidak sehat."

Dari hasil penelitian ini, jelas terungkap bahwa kekhawatiran berlebihan sampai tidak membolehkan anak melakukan berbagai kegiatan fisik adalah suatu kesalahan. Sangat disayangkan saat ini masih banyak orang tua yang meminta anaknya berdiam diri di rumah dan melarangnya mencoba berbagai aktivitas yang membuatnya aktif bergerak dan berkeringat. Jika Anda salah satu di antaranya, maka jangan ragu untuk mulai mengenalkan kegiatan fisik pada anak Anda.

Olahraga Bikin Anak Pintar

Setiap orang tua pasti ingin anaknya pintar. Sebab itu tak heran bila banyak orang tua kerap mendaftarkan buah hatinya untuk mengikuti beragam kelas/ kursus. Padahal tak harus selalu dengan belajar ini-itu (cara ini kadang malah membuat anak stres) baru anak bisa pintar.

Sebuah penelitian diadakan oleh sekelompok ilmuwan dari Amerika. Mereka mendapati bahwa olahraga merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan kecerdasan anak. Aktivitas fisik bisa membuat seorang lebih 'berotak', sebab semakin sehat seorang anak, maka sel-sel otaknya pun dapat bertumbuh dengan baik pula.

Anak-anak yang aktif cenderung memiliki tingkat intelegensi dan daya ingat yang lebih baik daripada mereka yang kurang aktif.

Para peneliti juga menemukan bahwa salah satu bagian terpenting otak (hippocampus) anak yang aktif bergerak, 12% lebih besar daripada otak anak yang kurang fit. Hippocampus sendiri merupakan bagian otak yang bertanggung jawab untuk daya ingat dan belajar. Hal ini membuat mereka percaya bahwa mendorong anak untuk banyak 'bergerak' sejak usia penting untuk membantu mereka meraih nilai baik di sekolah nanti.

Tim peneliti dari University of Illinois (USA) ini mempelajari otak 49 anak usia 9-10 tahun dengan alat khusus. Mereka juga mengetes kecakapan fisik tiap anak dengan meminta mereka berlari di atas treadmill.

Profesor Art Kramer yang memimpin studi tersebut mengatakan, "kita semua tahu bahwa faktor pengalaman, status sosial, dan lingkungan turut mempengaruhi perkembangan otak seorang anak. Jika seorang anak mewarisi gen buruk dari orang tuanya, maka hal itu sukar untuk diperbaiki. Tak mudah juga untuk mengubah status ekonomi seseorang dalam waktu singkat. Oleh sebab itu, penemuan ini sangat penting sebab bisa membuka jalan lain untuk memperbaiki keadaan yang tak mungkin diubah."

Temani Anak Bermain Sebentar Saja

Apakah Anda orang tua yang selalu menemani anak ketika bermain? Stop kebiasaan itu mulai dari sekarang. Ingin tahu alasannya? Mari simak info berikut…

Mengacuhkan anak ketika bermain bukan berarti tidak mempedulikannya sepanjang waktu. Tetap temani buah hati Anda bermain selama 1 jam pertama. Lalu, coba beri dia kesibukan dengan mainan favoritnya. Jika dia merengek minta ditemani, jangan terpancing rayuannya dan bilang bahwa Anda sedang bekerja dan mainannya juga bisa menemani.

Para peneliti di University of Glasgow menyampaikan bahwa pola bermain anak berpengaruh terhadap keaktifan dan kepercayaan diri anak ketika dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang selalu ditemani orang tuanya akan menjadi anak yang kurang aktif di kelas dan membiarkan temannya memimpin. Mereka tidak terbiasa memainkan imajinasinya serta jarang menyampaikan pendapat karena ada orang tua yang selalu membimbing untuk melakukan ini itu.

Namun, ada hal terpenting yang harus Anda ingat. Jangan biarkan anak bermain terlalu jauh dari jarak pengawasan Anda. Dan, setelah Anda rasa dia mulai bosan, kembalilah untuk bermain bersamanya.

Anak Tunggal Lebih Bahagia

Ketika melihat anak kecil bermain bersama, timbul pemikiran 'malang sekali yang dilahirkan sebagai anak tunggal, pasti dia kesepian'. Memang sepertinya anak tunggal selalu sendirian, apalagi jika kedua orang tuanya bekerja. Namun sebuah penelitian di Inggris mengungkap, anak yang memiliki saudara kandung ternyata lebih tidak bahagia jika dibandingkan mereka yang terlahir sebagai anak tunggal.

Studi tersebut melibatkan 100.000 orang dalam 40.000 keluarga, dan hasilnya dipublikasikan oleh Economic and Social Research Council. Hasil studi ini juga mengungkapkan kaitan antara banyaknya saudara kandung yang dimiliki oleh seorang anak dengan tingkat kebahagiaan mereka. Semakin sedikit saudara kandung mereka, semakin bahagia anak tersebut. Demikian diberitakan di shine.yahoo.

Penyebab anak-anak ini tidak bahagia, kebanyakan karena merasa terganggu akibat harus berbagi ruang, privasi serta perhatian orang tuanya. Sebanyak 31 persen anak mengatakan mereka diperlakukan dengan buruk oleh saudara kandungnya. Memang tidak mudah untuk hidup bersama dengan orang lain, meskipun itu saudara sendiri. Namun jangan kecewa dan menyesal jika Anda senang memiliki banyak anak atau sudah memilikinya, karena poin-poin positif seperti toleransi dan belajar berbagi bisa didapatkan seorang anak dari hubungan dengan saudara kandungnya.

Hanya saja Anda perlu ingat, cara mendidik orang tua akan sangat mempengaruhi pola pikir anak. Jadi jika Anda memiliki anak tunggal, maka saat bermain bersama teman-teman sekolahnya juga bisa menjadi ajang untuk mengenalkan toleransi dan cara berbagi dengan sesama. Demikian pula jika anak Anda lebih dari satu, dengan cara mendidik yang baik Anda akan bisa menciptakan ikatan kekeluargaan yang sangat kuat dan rasa saling menyayangi yang besar.

'Amankan' Buah Hati Anda

Salah satu pendidikan penting yang harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak adalah sikap jujur. Tentu saja hal ini dimulai dari teladan Anda dulu sebagai orang tua.

Mengapa kejujuran begitu penting? Mungkin salah satu jawabannya ada pada bahasan kita kali ini. Kejujuran bisa membuat anak Anda aman. Saat seorang anak memasuki usia sekolah, maka orang tua tidak bisa lagi sepenuhnya mengawasi dan menjaga mereka. Orang tua 'dipaksa' untuk mempercayakan buah hati mereka pada sekolah. Dan di sekolah inilah, mereka menemui orang-orang baru yang biasanya disebut teman.

Tak semua teman anak-anak Anda bersikap baik. Oleh sebab itu, terkadang muncul kasus perselisihan, penganiayaan, penindasan, bahkan perkelahian yang terjadi antar teman. Tidak ada orang tua yang rela anaknya mengalami hal-hal buruk, namun bagaimana bila hal itu terjadi pada buah hati Anda?

Kenali Tandanya

Berikut ada beberapa ciri anak yang mengalami gangguan atau penganiayaan di sekolah:

  • Menarik diri
  • Memiliki luka-luka di tubuh yang tak dapat ia jelaskan
  • Pakaian terkoyak
  • Takut pergi ke sekolah
  • Memiliki masalah sulit tidur
  • Mood-nya labil
  • Enggan membicarakan tentang sekolah
  • Mencari alasan untuk tidak masuk sekolah
  • Memiliki teman-teman baru
  • Memiliki tingkah laku agresif di rumah (beberapa anak yang teraniaya akan melampiaskannya kepada saudara-saudaranya di rumah)


Jika Anda melihat tanda-tanda tersebut, maka besar kemungkinan buah hati Anda sedang mengalami gangguan di sekolah. Oleh karena itu, Anda perlu menyelidiki dari anak Anda tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Cari tahu dengan pertanyaan secara umum.

Misalnya, "Ibu ingin tahu bagaimana teman-temanmu di sekolah memperlakukan satu sama lain?", "Apa yang kamu rasakan saat kamu berada di sekolah?" Ingat, hal yang penting di sini adalah mendengarkan dan berusaha menangkap maksud di balik tiap jawaban buah hati Anda.

Jika buah hati Anda mengalami gangguan di sekolah, maka Anda harus:

  • Menganggapnya sebagai suatu hal yang serius.
  • Tetap berkomunikasi dengan mereka, terutama tentang kekerasan yang mungkin terjadi dan bagaimana menghadapinya.
  • Jangan menganggap jika anak Anda berhenti membicarakan tentang gangguan itu, maka itu berarti gangguan itu sudah berakhir.
  • Berikan nasihat yang konsisten. Ingatkan mereka untuk selalu jujur pada Anda dan menceritakan apa-apa yang terjadi di sekolah.
  • Dukung buah hati Anda untuk mengembangkan diri di bidang lain, misalnya dengan mendaftarkan ke klub olahraga favoritnya, kursus memasak, atau apapun yang disukai mereka.
  • Coba cari tahu dari orang tua lainnya tentang keadaan anak mereka di sekolah.
  • Dorong anak-anak Anda untuk memiliki kelompok teman-temannya dan sebisa mungkin Anda juga mengenal mereka.
  • Laporkan ke pihak sekolah tentang apa yang terjadi.


Jika buah hati Anda mengaku bahwa mereka mengalami gangguan, jangan:

  • Mengatakan pada mereka bahwa hal itu adalah hal biasa
  • Menganggap enteng masalah mereka
  • Mengatai bahwa mereka terlalu sensitif
  • Menyalahkan mereka, misalnya dengan mengatakan bahwa karena mereka melakukan sesuatu yang salah, makanya mereka diganggu.
  • Menganggap gangguan yang menimpa mereka sebagai aksi bercanda belaka.


Katakan pada mereka hal yang harus dilakukan saat mereka diganggu

Gangguan ringan, misalnya olokan, bisa ditanggapi dengan humor. Sebab bisa jadi teman mereka hanya bermaksud bercanda saja. Namun, bila gangguan itu sudah lebih parah, maka mereka harus berani berkata dengan tegas, "Hentikan! Aku tidak suka kalian begitu!".

Mereka juga bisa mencari teman agar mereka tidak sendirian, hal ini memudahkan mereka diganggu. Hal terakhir bila mereka tetap diganggu maka mereka harus melapor ke guru atau pada Anda sebagai orang tua.

Komunikasi yang terbuka sangat penting karena lewat hal tersebut anak-anak jadi tahu bahwa mereka aman dan bisa menceritakan segala hal pada orang tua mereka

Memotivasi Anak Saat Pagi Menjelang

Memang hal ini tidak mudah, apalagi jika anak Anda lebih dari satu. Namun dengan beberapa trik handal berikut, maka dijamin Anda tidak bakal kelabakan lagi.

Buat jadwal rutin.

Jadwal rutin bisa menjadi salah satu penyelamat Anda saat menghadapi kerewelan anak. Tetapkan jam bangun pagi yang sama setiap harinya bagi tiap anggota keluarga. Jam yang ada bisa berbeda tergantung dari kondisi tiap anggota keluarga.

Jam anak sekolah berbeda dengan jam anak kuliahan, namun tetap saja usahakan agar tiap anak bangun pagi, agar kelak mereka membawa kebiasaan baik itu ketika mereka telah dewasa.

Anda juga bisa membagi tugas bagi semua anggota keluarga untuk dikerjakan di pagi hari, misalnya memberi makan anjing, membantu menyiapkan sarapan, menyiram tanaman di depan rumah, dan lain-lain.

Selain bakal meringankan tugas karena Anda tidak perlu menyelesaikan semuanya sendirian, hal ini juga bisa mendisiplin anak untuk memiliki karakter rajin dan bertanggung jawab.

Dengan memiliki aturan dan jadwal yang jelas, maka tiap anggota keluarga akan lebih terarah dan fokus untuk melakukan bagiannya. Namun, pastikan pula bahwa tugas pagi hari itu dapat diselesaikan dalam waktu singkat agar tak mengganggu persiapan untuk aktivitas selanjutnya. [break]

Rencana sebelumnya.

Hal terbaik untuk mendapatkan pagi yang bebas stres adalah dengan melakukan persiapan pada malam sebelumnya. Minta dan bantu anak untuk mempersiapkan apa-apa yang perlu dibawa ke sekolah besok. Hal ini untuk menghindarkan terjadinya kebingungan atau kekurangan akibat tergesa-gesa di pagi hari.

Alarm

Anak-anak perlu dikenalkan pada alarm sejak mereka masih kecil. Pasanglah alarm mereka hingga berbunyi beberapa menit sebelum alarm Anda, sehingga saat alarm mereka berbunyi, mereka masih memiliki kesempatan untuk berleha-leha sebelum menghadapi kegiatan sepanjang hari itu. Ingatkan bahwa mereka harus sudah bangun jika alarm Anda berbunyi.

Untuk anak kuliahan yang hobi bangun siang, pasanglah alarm di luar kamar mereka, sehingga saat alarm berbunyi, mereka akan memaksa diri untuk keluar kamar bila ingin mematikannya. Dengan demikian hal ini akan memaksa mereka untuk bangun. [break]

Sarapan sederhana.

Beberapa anak tidak bisa menampung makanan dalam porsi besar di pagi hari. Jika Anda memaksa mereka menghabiskan sepiring nasi, maka akan ada banyak waktu yang terbuang akibat penolakan, bujukan, maupun argumentasi karena si kecil 'ogah' makan.

Selain itu, pemaksaan untuk menghabiskan sarapan bisa membuat mood anak jadi rusak.

Berikan anak sarapan secukupnya, misalnya roti atau semangkuk kecil sereal. Sedapat mungkin berikan jenis makanan yang berbeda agar anak tidak bosan dengan menu sarapan sehari-hari.

Anda juga bisa membekali anak dengan makanan atau cemilan sehat, misalnya sebuah apel, crackers berkalsium, atau salad buah.

Dilema pakaian.

Tak ada yang lebih buruk daripada bingung mengenai pakaian yang bakal dikenakan saat pagi hari. Untuk menghindari keributan akibat bingung memilih pakaian, mintalah anak untuk memilih pakaian yang akan ia kenakan besok pada malam sebelumnya.

Selain itu, mintalah anak untuk memilih pakaian alternatif untuk berjaga-jaga jika mood anak berubah keesokan harinya. Tegaskan pada anak, bahwa ia harus memilih di antara dua pakaian itu pada keesokan harinya, tak boleh memilih pakaian lain lagi. [break]

TV dan komputer harus mati pada pagi hari.

Jika Anda membiarkan anak menonton TV atau main game pada pagi hari, ini akan membuat mereka merasa malas. Sekali TV atau komputer menyala, maka akan semakin sulit untuk 'menyeret' mereka agar kembali fokus pada aktivitas yang harus dikerjakan.

Reward

Tak ada hal yang bisa memotivasi anak untuk tetap berlaku baik selain daripada penghargaan. Hargai setiap usaha anak untuk berbenah di pagi hari.

Jika anak Anda mengalami kesulitan tertentu dalam melakukan sesuatu, misalnya memakai baju sendiri, atau makan sendiri, maka berikan reward jika ia berhasil melakukannya. Reward bisa berupa pujian, pelukan, ciuman, atau penganan favorit.

Anda juga bisa membuat daftar atau chart mingguan sehingga jika sikap anak baik, maka Anda bisa membelikan ia buku baru atau mentraktir es krim

Didik Buah Hati Untuk Mewaspadai Orang Asing

Dengan maraknya penculikan anak yang terjadi belakangan ini, maka banyak orang tua merasa khawatir akan keselamatan dan keamanan anak mereka saat berada di luar rumah.

Kekhawatiran tersebut merupakan hal yang wajar, namun hal itu tak mungkin menjadikan Anda sebagai 'satpam' yang harus terus menguntit ke mana pun buah hati pergi.

Tak dapat dipungkiri, memang ada banyak hal yang berubah belakangan ini. Jika pada zaman dulu, orang asing hanya mencakup orang tak dikenal yang nyata di depan mata saja, namun dalam dunia canggih seperti sekarang pun, anak-anak bisa berinteraksi dengan puluhan bahkan mungkin ratusan orang asing lewat internet.

Jadi, bagaimana cara Anda dalam mendidik buah hati tersayang tentang sikap yang harus mereka ambil jika berhadapan dengan orang yang tidak mereka kenal? Mari kita simak bersama. [break]

Terbuka dan jelaskan pada mereka

Anak-anak perlu tahu bahwa ada orang-orang asing di luar sana yang bisa mengancam keamanan dan keselamatan mereka. Dengan memberitahu kenyataan tersebut, maka akan membuat buah hati Anda lebih waspada jika bertemu dengan orang yang tidak dikenal.

Selain itu, mintalah pada mereka untuk selalu terbuka pada Anda sebagai orang tua. Katakan dengan tegas bahwa Anda tidak bermaksud mengorek atau mencampuri kehidupan mereka, Anda hanya ingin melindungi mereka. Jika Anda berbicara dengan jelas, maka anak akan lebih mudah mengerti dan tidak salah paham.

Keamanan di dunia maya

Ingatkan anak untuk tidak gegabah memberitahukan jati diri mereka pada orang-orang yang berinteraksi dengan mereka via internet, entahkah itu pada teman baru atau orang yang mengaku sebagai anggota keluarga jauh sekalipun. Jika perlu, sering-seringlah bertanya pada buah hati tentang teman-teman barunya. [break]

Keamanan di dunia nyata

Untuk menghadapi kehidupan nyata sehari-hari, anak perlu tahu bahwa mereka tidak boleh berbicara terlalu banyak dengan orang asing. Katakan pada mereka bahwa mereka tetap harus menjawab dengan ramah bila ada orang asing yang bertanya, misalnya tentang "Jam berapa sekarang, dik?"

Namun, mereka dilarang untuk meneruskan pembicaraan dengan orang asing tersebut. Bila orang tersebut yang terus mengajak anak Anda bicara, maka minta anak untuk menjawab singkat, seperti "ya", "tidak", atau "tidak tahu". Tekankan pada anak untuk tidak memberitahu informasi penting apapun, misalnya tentang alamat rumah, nama orang tua, dan sebagainya.

Bila anak ditawari sesuatu, entah permen atau minuman, maka katakan pada mereka untuk menolak, atau menerima tapi tidak memakannya. Kita tidak pernah tahu apa yang ada dalam minuman atau permen tersebut, bukan?! Jadi, tak ada salahnya jika kita berhati-hati.

Untuk hal ekstrim yang sudah mulai membuat anak merasa tidak nyaman, maka Anda bisa menyarankan mereka untuk mencari pertolongan pada khalayak ramai yang ada di situ. Mintalah pada buah hati Anda untuk selalu waspada dengan orang-orang yang ada di sekitar mereka.

Stimulus Pada Anak Bikin Pintar

Stimulasi akan menjadikan sel-sel otak menjadi bercabang-cabang. Ini menunjukkan fungsi berpikir otak lebih optimum," jelas Pemerhati Anak dan Keluarga, Endah Susilawati.

Selanjutnya dia menjelaskan, fase paling peka untuk pembentukan otak sebagai wadah kognitif atau yang biasa dikenal dengan "golden age" adalah usia 1 hingga 5 tahun, selain pada saat anak masih di dalam kandungan.

Stimulasi pada periode usia tersebut sangat mempengaruhi luas dan besarnya wadah kognitif sehingga menjadikan seseorang memiliki kemampuan berpikir yang luar biasa.

Namun, sebaliknya jika wadah kognitif tidak pernah mendapat rangsangan, maka akan menjadi sempit dan kecil sehingga menjadikan seorang individu memiliki kemampuan berpikir yang terbatas.

"Stimulasi pada anak dapat diberikan mulai dari dalam kandungan untuk merangsang panca inderanya dalam menerima beragam fakta dari luar yang diberikan orang tua," tandas Endah.

Saat sekarang, lanjutnya, kita dapat memberikan stimulasi dengan berbagai macam cara baik secara alamiah maupun direkayasa. Prinsipnya adalah informasi yang diberikan sebagai rangsangan tersebut haruslah bersifat kaya atau variatif dan memberi efek positif.

Stimulasi secara alamiah dapat dilakukan anak dengan sendirinya ketika ia mulai belajar segala sesuatu dari awal. Misalnya belajar berjalan, makan, atau mencoba menarik perhatian orang-orang di sekelilingnya.

Adapun stimulasi lainnya dapat direkayasa dengan memberikan rangsangan pada setiap inderanya. Misalnya merangsang penglihatan dengan memberikan warna yang cerah dan terang di dalam kamar tidur atau pada mainannya.

Sementara itu untuk merangsang pendengaran, dapat diberikan bunyi-bunyian berupa musik sejak bayi di dalam kandungan hingga tumbuh menjadi anak.

Sedangkan untuk indera perabaan, kain yang mempunyai tingkat kekasaran atau kelembutan yang bervariasi dapat dijadikan media stimulasi. Semua stimulasi tersebut dapat mengembangkan dan memperluas otak anak sebagai wadah kognitif bagi mereka sehingga dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas.

"Peran orang tua sangat menentukan dalam tumbuh kembang anak. Selain itu, agar anak tidak hanya cerdas dalam hal kognitif, pendidikan agama dan moral juga harus distimulus sedari dini," kata Endah.

Waspadai Bahan Berbahaya Pada Mainan Anak

"Ecology Center", yang menyiarkan temuannya di jejaringnya, HealthyStuff.org., memeriksa hampir 700 mainan sebelum musim belanja Natal dan mendapati 32% mainan tersebut berisi satu atau lebih bahan kimia beracun.

Jumlah produk yang melebihi batas saat ini yang ditetapkan pemerintah federal bagi timah pada mainan telah turun sebanyak 67% sejak 2007, kendati bahan kimia tersebut yang dapat mempengaruhi sistem syaraf masih ada pada 18% mainan, kata pusat itu.

Kandungan timah pada mainan beragam, dan 7% mainan berisi lebih dari 40 bagian per juta (ppm), tingkat tertinggi yang disarankan oleh American Academy of Pediatrics pada 2007.

Sebanyak 3% produk lagi yang diperiksa memiliki tingkat yang melebih 300 ppm, batas yang dimandatkan oleh pemerintah federal, kata studi tersebut.[break]

Di antara mainan dengan kandungan timah yang dapat dideteksi ialah "Barbie Bike Flair Accessory Kit", "Dore the Explorer Activity Tote" dan "Kid's Poncho" yang dijual oleh pertokoan Wal-Mart, kata Ecology Center, yang berpusat di Michigan.

Studi itu, yang menggunakan penganalisis fluoresecence sinar-x jinjing, juga mendapati kandungan kadmium yang lebih banyak dari 100 ppm pada 3,3% atau 22 dari produk yang diperiksa dan kandungan arsenik melebihi 100 ppm pada 1,3% atau sembilan di antara mainan itu.

Penulis studi tersebut mengatakan mereka juga prihatin setelah menemukan bahwa 42% mainan yang diperiksa berisi PVC.

"PVC adalah plastik yang paling buruk dari sudut pandang kesehatan lingkungan hidup karena zat itu menciptakan bahaya besar pada pabrik, kehidupan produk dan limbahnya, dan dapat berisi bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan manusia," kata studi tersebut.

Pusat itu, yang telah memeriksa sebanyak 4.000 produk mainan anak selama tiga tahun belakangan, telah menciptakan bank data online, tempat konsumen dapat memeriksa apakah mainan yang mereka beli berisi bahan kimia beracun

Selamatkan Anak Dari Pornografi

Jantung Anda mungkin akan berhenti sejenak saat itu, mata jadi melotot, telinga memanas, dan terlebih lagi, rasa ingin tahu Anda jadi meledak. "Dari mana kamu tahu istilah itu??"

Tentu bisa dari mana saja ibu! Zaman modern seperti sekarang ini, jendela informasi benar-benar terbentang lebar, mulai dari TV, internet, HP, buku, hingga obrolan dengan teman. Sulit untuk membendung segala aliran informasi tentang pornografi yang bisa datang dari berbagai penjuru...kapan saja. Lalu, bagaimana Anda bisa melindungi anak dari pengaruh negatif hal-hal yang berbau pornografi? Berikut tipsnya!

Selalu komunikatif dengan anak

Agar anak mau terbuka dengan Anda, maka Anda juga harus memberikan rasa nyaman pada mereka. Sesekali bersikap sebagai sahabat curhat bisa membuat mereka merasa bebas untuk menceritakan apa saja. Tanyakan seputar kegiatan sekolah, obrolan dengan teman, kenali teman macam apa yang mereka ajak bergaul, dan pantau terus lingkungan sekolah, materi pendidikan, dan lingkungan pergaulan anak. Tegaskan pada anak, bahwa ia bebas 'melapor' hal apa saja yang menurut mereka aneh atau menimbulkan ketidaknyamanan. Keterbukaan bisa menyelamatkan anak dari hal-hal yang tak diinginkan, termasuk pornografi dan aksi pelecehan oleh pihak lain.

Cermati harta karun anak

Majalah, buku, tayangan film, game, hingga software yang Anda pasang di komputer, semua itu tak boleh luput dari pengawasan. Jangan sampai ada games, buku, atau akses internet yang bisa membawa anak masuk dalam dunia orang dewasa.

Simpan di dalam kamar saja!

Meski Anda dan pasangan memiliki kamar pribadi, namun hal ini tak berarti Anda berdua bebas meletakkan kondom, pakaian dalam, atau lingerie di mana saja. Setiap kali usai berhubungan selalu ingat untuk meletakkan kembali 'aksesoris ranjang' tersebut pada tempat yang jauh dari jangkauan anak. Jangan sampai Anda speechless gara-gara anak minta penjelasan tentang lingerie yang ia temukan saat masuk kamar Anda.

Berikan penjelasan pada anak sesuai tingkatan umur mereka tentang hal yang berbau seksualitas

Menyimpan rapat-rapat dan menganggap tabu hanya akan membuat anak mencari penjelasan di tempat lain. Hal ini bisa membuka peluang anak terjerumus kepada jalan yang salah, seperti pornografi. Jika anak bertanya, berikan penjelasan yang kira-kira bisa diterima dengan nalar mereka. Jangan biarkan anak datang dengan pertanyaan dan pergi dengan tanda tanya. Jelaskan sesuai porsinya.

Selain terbuka dan mengadakan pendekatan dengan anak, Anda juga harus mewaspadai jendela informasi yang ada di rumah.

Tips online bebas pornografi

1. Beli software pengaman yang bisa mem-block website-website/ forum-forum yang berbau 'dewasa'. Amankan komputer seperti Anda mengunci pintu saat keluar rumah. Jangan lupa diskusikan hal ini dengan keluarga, terutama pasangan.

2. Selektif dengan teman dalam dunia maya juga perlu lho. Jangan sampai Anda atau anggota keluarga berhubungan dengan orang yang jelas-jelas memiliki gelagat tidak baik. Lebih baik mencegah daripada mengobati bukan?

3. Letakkan komputer di tempat yang mudah diawasi, misal di ruang keluarga, sehingga Anda bisa memantau kegiatan online anak tanpa menyinggungnya.

4. Untuk komputer di sekolah atau tempat les, Anda juga perlu memeriksa sistem pengamannya. Anda bisa meminta guru atau pembimbing untuk benar-benar mengawasi anak saat ia sedang asyik dalam dunia maya.

5. Beritahu anak untuk tidak sembarangan membeberkan informasi pribadi, seperti nama lengkap, alamat, no telepon (khususnya rumah), foto diri, dan lain-lain pada orang yang tak terlalu dikenal (sekalipun yang mengaku sebagai teman keluarga), dan juga dalam dunia maya. Beri penjelasan agar mereka mengerti bahwa hal itu berbahaya.

6. Selalu pantau ya bu! Buddies, blogs, browser history, image files, music downloads, dan lainnya. Biarkan anak tahu bahwa Anda akan sering melakukan pemeriksaan. Jelaskan pula bahwa hal ini bukan untuk mengganggu privasi mereka, namun untuk melindungi mereka.

Untuk HP

Meski mampu membeli yang mahal dan terbaru sekalipun, namun Anda tetap harus mempertimbangkan kemungkinan hal apa saja yang mungkin diakses anak dalam telepon genggamnya.

1. Belikan HP sesuai kebutuhan. Sarana telepon, sms, hingga game (tanpa ada akses untuk download) seharusnya sudah cukup untuk anak usia dini.

2. Untuk HP canggih, sebelum memberikan pada anak, Anda perlu mengadakan kesepakatan dengannya. Apa itu? Anda berhak menggunakannya juga. Dengan begitu, Anda bisa memantau perkembangan kegiatan HP, termasuk apa saja yang mungkin telah di-download anak.

Untuk TV

Tak semudah memantau pembelian buku atau majalah, cakupan TV lebih luas dari itu. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mendampingi anak saat menonton TV dan batasi durasi nonton. Teladan Anda sendiri juga berbicara cukup keras dalam hal ini.

Tips 'Menjinakkan' Anak Remaja

Bagi Anda yang kini memiliki anak berusia remaja maka Anda pasti tahu bagaimana susah dan bandelnya mereka pada usia puber tersebut. Suka melawan, memberontak, 'bermain api', membantah, hingga membuat orang tuanya jantungan merupakan ciri-ciri sebagian besar remaja saat menginjak masa pencarian jati diri. Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk menaklukkan keganasan mereka?!

Jelaskan dengan detail apa maksud Anda

Sama seperti menghadapi suami yang tak bisa membaca pikiran Anda, maka anak pun juga tak mampu melakukannya, bahkan tak seorang pun yang mampu. Jadi, Anda harus menjelaskan dengan detail apa maksud Anda saat berkata "Jangan!" pada buah hati. Jelaskan sampai batas mana mereka boleh pacaran, boleh nonton TV, boleh bergaul, dan sebagainya. Jika Anda jelas dalam memberi arahan, maka kesalahpahaman pun bisa diminimkan.

Berikan ganjaran yang masuk akal dan mendidik

Ganjaran masuk akal di sini maksudnya bukanlah sebuah konsekuensi yang tak memberikan arti atau kesadaran baru bagi buah hati. Menyuruh mereka berdiri dengan mengangkat satu kaki di pojok ruangan jelas takkan memberikan faedah apapun pada mereka kecuali rasa kesal. Ada baiknya saat anak melakukan pelanggaran, maka Anda bisa merasakan akibat dari perbuatan mereka.

Misalnya jika mereka tidak jujur tentang nilai yang jeblok, Anda bisa menyita handphone, komputer, TV, games, atau apapun yang menyebabkan nilai mereka jatuh. Bila mereka membuat dapur berantakan, maka tegaskan bahwa mereka baru boleh keluar rumah saat dapur selesai dibereskan. Dengan konsekuensi dan penjelasan mengapa Anda melakukan hal itu, maka anak akan tahu bahwa mereka tidak bisa bersikap sembarangan dan mereka harus mengikuti aturan yang ada.

Bersungguh-sungguhlah saat mengucapkannya

Jika Anda tahu bahwa putri remaja Anda bergaul dengan teman pria yang salah, maka dari awal Anda harus tegas tentang hal ini. Sekali Anda bilang tidak, maka harus tetap tidak, jangan plin-plan. Pastikan anak tahu bahwa Anda benar-benar serius dengan larangan tersebut. Banyak anak remaja mengalami kehancuran hanya gara-gara orang tua mereka enggan bertindak tegas.

Tentu saja bertindak tegas di sini tidak sama dengan bertindak kasar. Anda bisa tetap tegas namun dengan nada yang lembut. Cara ini jelas lebih mudah diterima daripada bila Anda memaksa, berkata kasar, atau berteriak pada mereka. Ketegasan mengandung wibawa.[break]

Hargai prestasi sekecil apapun

Menang lomba puisi antar kelas atau menjadi juara ketiga lomba mengarang mungkin hanya sebuah prestasi yang tak ada apa-apanya bagi Anda, namun jangan lupa bahwa hal tersebut bisa begitu berarti bagi buah hati. Jadi, sekecil apapun prestasinya, jangan pernah meremehkan hal itu. Berikan support dan dukungan untuk prestasi yang berhasil mereka raih. Ini akan membuat mereka makin termotivasi dalam berkarya mengembangkan bakat yang ada.

Hadirlah

Buah hati tidak hanya membutuhkan Anda saat mereka masih bayi, namun mereka selalu memerlukan bimbingan dan arahan orang tuanya. Jadi, hadirlah saat mereka membutuhkan Anda. Jika Anda mau peduli dengan mereka, maka mereka akan mendengarkan kata-kata Anda. Namun, jika Anda tak pernah ada untuk mereka, maka mereka akan berpikir bahwa Anda tak berhak mencampuri urusan mereka (toh Anda tak pernah ada dan peduli dengan kehidupan mereka). Ini akan membuat mereka semakin sulit didekati.

Jadilah teladan

Hal terakhir yang harus selalu dicamkan oleh orang tua adalah bahwa tak peduli berapa banyak petuah bijak yang selalu Anda sodorkan untuk mereka, namun yang paling berbicara keras adalah teladan Anda. Jangan minta anak tepat waktu bila Anda sendiri juga selalu ngaret. Jangan tuntut anak jujur jika mereka tahu Anda sering berbohong. Sebaliknya selalu jadi teladan yang baik buat mereka.

Akhir kata, katakan pujian, peringatan, dukungan, saran, kritik, hingga larangan dengan motivasi kasih. Anak bisa merasakan apakah Anda benar-benar mengasihi mereka atau tidak.

Ajari Si Kecil Pentingnya Menghormati

Sebagai orang tua, sangatlah wajar apabila kita menginginkan anak selalu dicintai dan diterima oleh semua orang. Oleh karena itu, jika Anda menginginkan agar putri Anda dihormati, maka ajarilah mereka cara untuk menghormati dirinya sendiri dan orang lain.

Agar dihormati orang lain, mulailah menghormati diri sendiri.

Sebagai wanita, putri Anda akan selalu berjuang untuk mempertahankan agar selalu dihormati pada lingkungan sosial. Jadi, usahakan ia untuk ikut andil dalam berbagai kegiatan sekolah sampai kegiatan sosial di lingkungan sekitar tempat tinggal.

Bagaimana menempatkan anak sehingga berada pada jalur yang tepat agar selalu dihormati?

Untuk memastikan bahwa dia mendapat perlakuan yang baik, mulailah dengan mengajarinya cara yang benar untuk bertindak. Jika dia mampu menghormati dirinya dengan bersikap sopan, memiliki tata krama yang baik, cerdas dan baik hati, secara otomatis dia mengirimkan sinyal kepada orang lain bahwa dia adalah orang yang pantas untuk dihormati juga.

Anda tidak ingin membentuknya menjadi militan kecil.

Belajar menghormati orang lain bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan, maka ajarilah putri Anda.

Cara paling super untuk dihormati adalah menghormati.

Dengan menunjukkan bahwa dia peduli terhadap dirinya, maka dia mendorong orang lain untuk ikut peduli dan menghormatinya juga.

Apa yang dia lakukan akan memantul.

Putri Anda ternyata memperlakukan orang dengan sangat baik, contohnya mau mendengarkan dengan baik, perhatian, peduli dan berempati. Hal ini akan dengan mudahnya memantul padanya, membuatnya merasakan kebaikan atas apa yang telah dia lakukan

Bantu Anak Hiperaktif Fokus Belajar

Perlu Anda ketahui bahwa anak hiperaktif lebih mudah berkonsentrasi terhadap hal yang dia senangi. Masalah muncul ketika anak tidak suka dengan mata pelajaran tersebut dan mungkin dirasa sulit baginya.

Setiap anak mempunyai pola belajar yang berbeda. Sebagai orang tua, tugas Anda adalah menyediakan lingkungan belajar yang baik dan cocok untuk karakternya.

Bingung apa yang harus dilakukan? Simak 7 prinsip penting yang wajib Anda ketahui:

1. Kapan saat yang tepat untuk belajar?

Jangan ajak anak belajar dengan perut kosong. Tapi, hindari pula makan berlebihan. Beri saja makanan ringan, dengan syarat bergizi dan mengandung protein untuk menambah energi pada otaknya.

2. Di mana tempat yang baik untuk belajar?

Apakah anak lebih bisa konsentrasi dengan belajar sendirian di dalam kamar tanpa ada yang mengganggu atau di tempat terbuka yang ada banyak orang? Dan, apakah alunan musik dapat membantunya lebih fokus?

3. Apakah dia butuh istirahat?

Tentu saja. Beri waktu istirahat selama 5 menit setelah 30 menit belajar. Bosan dan jenuh akan membuat anak kurang fokus, akibatnya dia akan malas meneruskan belajar.

4. Tertarik pada pembelajaran audio atau visual?

Jika ketertarikan anak lebih condong ke pembelajaran visual, maka sediakan buku pelajaran yang bergambar. Jika condong ke audio, ajak anak untuk merekam materi yang telah dia pelajari, lalu didengarkan.

5. Tertarik pada pembelajaran verbal atau bergambar?

Sebagian anak dapat lebih memahami materi dengan adanya gambar daripada tulisan atau oral. Biarkan anak menggunakan kreativitasnya untuk menggambar sesuatu yang berkaitan dengan materi. Anda bisa juga menyediakan stabilo atau bolpen warna-warni untuk membuat catatannya lebih menarik.

6. Apakah dia bermasalah dengan waktu?

Apakah anak Anda telah berlatih menentukan waktu yang dia butuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas? Tugas Anda yaitu membantunya menyiapkan kolom di mana dia dapat menulis kisaran waktu yang dibutuhkan, waktu mulai dan selesai. Jadi, hasilnya dapat menjadi bahan evaluasi bagi Anda.

7. Apakah anak sulit memulai pekerjaan?

Sebagian dari anak hiperaktif sering kesulitan untuk memulai suatu pekerjaan. Tugas Anda adalah membantunya menjelaskan langkah apa yang harus dia lakukan. Setelah itu, biasakan agar anak bisa mengetahui langkah awalnya.

Jangan lupa untuk mengajaknya bercanda ketika istirahat, karena tertawa dapat menurunkan tingkat stres bagi si kecil dan juga Anda

WHO Serukan Pelarangan Makanan Tak Sehat di Sekolah

Makanan tak sehat tak boleh dijual di sekolah dan tempat bermain anak-anak, demikian pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam serangkaian saran yang bertujuan mendorong makanan sehat dan mengurangi kegemukan di kalangan anak-anak.

Pernyataan itu tidak mencakup larangan iklan untuk makanan dengan kandungan lemak jenuh, gula atau garam yang tinggi yang ditujukan pada anak-anak, namun malah meminta sejumlah negara untuk "mempertimbangkan pendekatan paling efektif guna mengurangi" pemasaran makanan semacam itu, sebagaimana dikutip dari AFP.

Saran yang tak mengikat tersebut akan disampaikan pada pertemuan tingkat tinggi mengenai pencegahan dan pemantauan penyakit tak menular selama Sidang Majelis Umum PBB di New York pada September nanti, kata para pejabat WHO.

"Lokasi tempat anak-anak berkumpul mesti terbebas dari segala bentuk pemasaran makanan yang tinggi kandungan lemak jenuh, acid trans-fat, tinggi gula atau garam," kata badan kesehatan PBB tersebut.

"Pengaturan semacam itu meliputi, tapi tak dibatasi pada, taman kanak-kanak, sekolah, halaman sekolah dan pusat-pusat pendidikan pra-sekolah, lapangan bermain, keluarga dan klinik anak-anak serta tempat layanan kesehatan anak dan selama kegiatan budaya serta olah raga yang diselenggarakan di semua tempat ini," katanya.

Sebanyak 43 juta anak pra-sekolah kelebihan berat atau kegemukan, demikian data WHO.

"Anak-anak di seluruh dunia terpaku pada pemasaran makanan yang banyak mengandung lemak, gula atau garam, yang meningkatkan potensi generasi muda terserang penyakit degeneratif dalam hidup mereka," katanya.

Enam dari 10 kematian setiap tahun disebabkan oleh penyakit jantung, kanker, diabetes dan penyakit paru-paru kronis, demikian peringatan WHO. Badan kesehatan dunia itu menyatakan satu faktor umum buat keempat penyakit utama adalah makanan dengan gizi buruk